Hari ini adalah pembagian rapot semester, Mira senang sekali karena berhasil mendapatkan juara 1 di kelas. Sore itu Ibu membelikan Mira sebuah boneka yang sangat menggemaskan.
“Wah! Lucu sekali bonekanya! Terima kasih ya, Bu. Aku akan rawat dia baik-baik”, ujar Mira dengan penuh senyum. Ketika sampai di kamar, Agnes, adik Mira yang masih kecil melihat boneka tersebut dan ingin memegangnya. “Kak Mira, aku mau pegang dong bonekanya “, ujar sang adik sambil memegang boneka itu.

Mira langsung menarik bonekanya, mendorong adiknya, dan berkata, “Enak saja, ini kan boneka aku!”, ujar Mira. Tanpa disengaja, Mira mendorong terlalu keras hingga adiknya terjatuh dan menangis. Ibu yang mendengar Agnes menangis, segera masuk ke kamar. “Mira, kenapa Agnes menangis?”, tanya Ibu. “Enggak tahu tuh Bu, ihh cengeng nangis terus”, kata Mira.
Ibu membawa Agnes keluar dan menghiburnya. Ketika Ibu pergi, Mira merasa gelisah, hatinya tidak nyaman karena sudah membuat adiknya menangis dan berbohong kepada Ibu. Mira merasa seperti ada sebuah suara di dalam hati yang berkata, “Mira, tidak baik perbuatanmu. Ayo minta maaf kepada Agnes dan Ibu.” Mira merasa bersalah dan pergi menemui Ibu.
“Bu, maafkan aku, aku berbohong. Agnes menangis karena aku mendorongnya”, ujar Mira. Mira juga meminta maaf kepada Agnes. Ibu pun tersenyum dan menjawab, “Tidak apa-apa Nak, Ibu bangga kamu berani mengakui kesalahan kamu. Tuhan Yesus juga pasti senang karena kamu telah jujur. Lain kali jangan diulangi ya”.
Adik-adik, marilah kita senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kis 24:16).